By Omsakti
Semua perenang tahu persis
persaingan sengit antara kedua atlet spesialis gaya dada kelompok umur Senior
(17 tahun ke atas) Ridwan dan Yudistira. Sejak masih di KU IV dulu mereka
selalu bergantian saling mengalahkan. Kadang-kadang mereka harus saling berbagi
juga: Ridwan merebut emas 100 m sedangkan Yudistira yang 200m-nya. Dan minggu
ini di Purwokerto keduanya bakal ketemu lagi di arena kejuaraan nasional. Hasil
latihan keras selama 6 bulan belakangan bakal kelihatan hasilnya di gelanggang
bergengsi ini. Malah baik Ridwan maupun Yudistira sama-sama begitu bernafsu
untuk menghantam rekor nasional yang sudah 10 tahun belum terguncang.
Ridwan naik ke atas kolam sambil
melirik tajam ke arah Yudistira yang sedang melakukan pemanasan sebelum terjun
ke kolam latihan. Untuk sesaat ia mengagumi celana renang Arena baru yang
dikenakan Yudistira. Bikini segitiga berwarna biru tua polos itu begitu
ketatnya membuat alat vital Yudistira yang duduk di kelas 3 SMA itu mencuat
kedepan dengan jantannya. Ridwan mengakui dalam hati kalau kontol Yudis sudah
sangat besar ukurannya sekarang. Sejak kecil mereka memang sudah sering mandi
telanjang bulat di bawah pancuran di ruang ganti. Keduanya bisa mandi bareng
kalau sedang mengikuti kejurnas saja karena keduanya tinggal di dua kota
berbeda. Yudis di Jakarta, Ridwan di Denpasar.
Yudis pura-pura acuh terus saja
melakukan pemanasan di pinggir kolam. Tapi bukannya dia tidak tahu kalau kancut
renang Ridwan yang juga baru itu sexy sekali. Warnanya hitam polos merek Asics.
Begitu minimnya benda itu sampai batang dan biji peler Ridwan tanpa malu-malu
membayang jelas sekali di selakangannya.
"Siap dapetin perak,
Yud?," tanya Ridwan ketika melewati saingannya.
"Hah, nggak salah tuh. Lu aja
yang nggak bakal gue bagi emasnya," tangkis Yudis santai.
"Kontol, lu. Gue libas lu di
kolam nanti, " sergah Ridwan.
"Alah...peler. Berani taruhan
apa lu ngalahin gue?," tantang Yudis.
"Eh, kalau gue bisa ngalahin
lu, lu isap kontol gue. Berani nggak lu, Homo?"
Yudis kaget juga ditantang begitu,
tapi dia gengsi untuk menolak.
"Boleh. Gue juga ingin tahu
gimana rasanya di sepong sama lu, Rid," jawabnya.
"Eh, berani lu ya. Ayo kita
cari saksi supaya lu jangan bohong," sergah Yudis panas.
Akhirnya mereka memilih Agung,
mantan perenang nasional yang paling disegani sebagai saksi pertaruhan mereka.
Agung yang bakal mengatur pelaksanaan hasil taruhan itu nanti.
Ketika nomor 200 m gaya dada KU
Senior dipertandingkan, Yudis dan Ridwan berenang seperti kesetanan, jauh
meninggalkan lawan-lawannya. Penonton sampai menjerit-jerit histeris saking
serunya pertarungan kedua perenang yang sama-sama tampan dan bertubuh kekar
atletis itu. Agung sendiri menyaksikan dengan kemaluan yang menegang. Siapapun
yang menang dia bakal melihat salah satu dari kedua atlet belia bertubuh Tarzan
itu mengulum titit lawannnya. Dan ternyata Ridwan unggul 0,63 detik dari Yudis!
Dengan luapan kegembiraan Ridwan mengacungkan tinjunya ke udara. Dia puas bisa
mengalahkan Yudis dan yang lebih penting lagi, dia bakal merasakan enaknya
disepong saingannya itu. Yudis sendiri dengan kesal menghantamkan tinjunya ke
air. Benar-benar panas dia!
"Oke, sekarang gue yang ngatur
pelaksanaan taruhan kalian," ujar Agung sambil mengunci pintu ruang ganti
kolam renang Telaga Indah yang sudah sepi. Semua perenang sudah kembali ke
penginapan masing-masing. Cuma mereka bertiga di sana, "Ayo telanjang
bulat dua-duanya," perintah Agung.
"Gue juga bugil?" tanya
Yudis. Dia segan juga kalau ketahuan bahwa pelernya sudah ngaceng membayangkan
mau mengisap kelamin jantan Ridwan yang berkulit putih bersih itu.
Agung mengangguk tegas. Kedua atlet
itupun segera melucuti seragam training dan cawat renang masing-masing. Aurat
keduanya dalam keadaan keras total. Sama-sama panjang dan besar...!
"Sebelum isap titit Ridwan,
mandikan dia dulu, Yud, biar bersih!" instruksi Agung lagi.
Tanpa banyak protes Yudis menggeret
Ridwan ke bawah pancuran, menyalakan airnya dan mengusapi sekujur tubuh Ridwan.
Agung melemparkan batang sabun ke Yudis. Yudis menyabuni seluruh badan Ridwan
sampai ke peler dan lubang pantatnya. Yudis mengocok kontol Ridwan.
"Nanti gue keluar, Yud. Jangan
curang lu. Gue mau ngencret dalam mulut lu!" protes Ridwan. Yudispun
membilas tubuh kekar saingannya itu hingga benar-benar bersih.
Yudistira jongkok di hadapan Ridwan
dan memandang ke arah alat vital perenang Bali yang gede itu.
"Pegang biji pelernya,
Yud," suruh Agung lagi yang langsung dilaksanakan Yudis.
"Kulum kontol gue...!"
sekarang suara Ridwan yang terdengar. Agak bergetar. Yudis segera saja
menyelomot ujung penis Ridwan dan mulai menyedot. Kepalanya mundur maju
disekujur batang kelamin jantan Ridwan.
"Nnnnggghhh....arrrghhhh.......isepppp.....terussss........,"
lenguh Ridwan dengan mata yang terpejam-pejam. Tubuhnya yang masih basah itu
bergetar hebat. Kedua kakinya sampai jinjit saking kegeliannya dia. Belum
pernah ada yang mengulum kemaluannya sebelum ini. Yudis sendiri sampai
tersedak-sedak pada mulanya, namun lama-lama ia mulai terbiasa memuluti urat
kelelakian Ridwan yang luar biasa ukurannya itu. Dia sendiri jadi menikmati
enaknya menyedot-nyedot kontol pertamanya.
"SSShhhhh.....aaarrrghhhhl..........,"Ridwan
menjambaki rambut Yudis yang semakin gencar memundur-majukan kepalanya di
selangkangannya. Ridwan semakin tidak tahan gelinya lagi. Akhirnya meletuplah
peju Ridwan ke dalam kerongkongan Yudis yang sampai hampir muntah. Namun Yudis
menelan semua semburan air mani Ridwan sampai habis. Ridwan sampai lemas
keenakan dibuatnya.
Yudistira menyudahi isapannya dan
langsung berdiri. Diloconya alat vitalnya sendiri sampai pejunya muncrat. Lalu
dipandanginya wajah Ridwan dengan tajam.
"Besok giliran lu nyedot kontol
gue ya!"
Memang keesokan harinya giliran
nomor 200 m gaya dada dipertandingkan. Apa yang akan terjadi?
Kalau mau kasih komentar tentang
tulisan ini kirim e-mail ke: omsakti@hotmail.com