By Omsakti
Pertama kali Vito melihatnya waktu
ia sedang antri buang air kecil di WC di luar Stadion Utama Senayan, mereka
persis bersebelahan dari lambang di jaketnya Vito tau kalau atle muda yang
tampan itu berasal dari Sumatra Selatan.
"Dari Sumsel, ya?" Vito
mengawali percakapan.
"Iya," jawab anak itu
sambil senyum. Kece beraaattt...!
"Cabang apa?" tanya Vito
lagi sambil maju selangkah ke arah urinal.
"Senam," jawab cowok keren
itu lagi. Ia juga maju satu langkah, "Cabang apa?" si ganteng tanya
lagi.
"Polo Air," Vito bersiap-siap
membuka risluting celananya, tinggal seorang anak kecil saja di depannya.
Pesenam tampan sudah duluan maju dan langsung menurunkan celana trainingnya.
"Baru kali ini ikut PON
ya?," Vito tidak ingin memutuskan percakapan. Tanpa malu-malu diliriknya
kemaluan atlet Senam Sumsel yang sudah menyembul dari celana dalam hijau
terangnya.
"He-eh, kamu?"
"Ini yang kedua,"
Vito mengeluarkan perkakas
kelelakiannya dari cawat hitamnya. Si pesenam melirik juga.
Kesimpulan Vito mereka berdua
sama-sama dianugerahi alat kelamin jantan yang di atas rata-rata. Diam-diam
Vito berdua supaya miliknya tidak menegang kesenangan ingin menyapa teman baru.
Kedua atlet itu menunaikan hajat kecilnya dengan hening.
"Tukar pin DKI dong,"
cetus si Sumsel sambil mengembalikan auratnya ke balik cawatnya.
"Wah, saya punya ketinggalan di
hotel. Nanti deh ya."
Sebenarnya Vito punya puluhan pin
berlambang ibu kota di kantung jaket trainingnya tapi dia ingin kemesraan awal
ini berlanjut, Bo!
"Namanya siapa, sih?"
mulai Vito. Berharap dalam hati lagi si Sumsel termasuk atlet yang tak gentar
bereksperimen. Di bidang sex, maksudnya.
"Obie. Kamu tinggal di hotel
mana?"
"Di Century. Tapi suka pulang
ke rumah juga sih. Nyolong-nyolong."
"Sama dong hotel kita di kamar
berapa?"
"412. Kalau kamu, Bie?"
"823. Bener ya pin-nya,"
jawab Obie. Seakan-akan cuma Vito doang yang olahragawan DKI Jaya di PON ini.
Apakah ini artinya...?
Setelah mencuci tangan, mereka
berdua segera menuju ke rombongan propinsi masing-masing untuk kemudian berdefile
memasuki stadion.
"Senang nonton Polo Air, nggak,
Bie? Maen dong ke kolam renang," promosi Vito gencar.
"Nanti deh kalau lagi nggak
tanding ya. Kamu juga ke Hall Senam dong."
Coba kalau pesenam itu diwajibkan
berbugil ria seperti jaman dulunya pasti tiap hari Vito nonton latihan senam
putra deh. Enaknya jadi atlet polo air kan justru karena teman-teman satu tim
cukup berkancut segitiga mungil, ngil. Bikin siapapun yang ngeliat nggak
ku-ku...!
Selama berlangsungnya upacara
pembukaan Vito cuma memikirkan Obie seorang (udah kayak lagu dangdut aja
dech...!). Dia ingin bisa kenal atlet muda asal propinsi pempek itu lebih dekat
lagi, terutama di bagian pinggang kebawahnya.
Selesai upacara, Vito langsung
pulang ke hotel dan menelepon kamar Obie.
"Hei, Bie, besok gue belum
tanding karena acaranya renang dulu. Udah pernah ke Ancol belum? Jalan
yuk...!"
"Boleh aja tuh, besok saya
memang masih nganggur kan acara tim putri dulu," sambut Obie, "Tapi
naik apa kita?"
"Gua bawa mobil sendiri kok.
Ayo deh...gue tunggu di lobby ya. Sepuluh menit!"
Sekitar 45 menit kemudian kedua
insan olahraga itu sudah parkir di pinggir pantai.
"Gue ada teka-teki nih, Bie,
tau nggak lo kenapa perenang itu mesti pake celana renang,"
"Soalnya dia nggak boleh
telanjang, dong."
"Salah, soalnya kalo nggak pake
zwempak ya pertandingan bola sodok namanya dong."
Obie ketawa berderai. Sepanjang
perjalanan ke Ancol Vito memang ngelawak terus.
"Nah sekarang, teka-teki lagi
nih. Kenapa lo gue ajak ke sini?"
Obie langsung berhenti tertawa. Dia
cuma menggelengkan kepalanya.
"Karena gue suka sama lo. Lo
sendiri suka gue nggak?"
Lagi Obie mengangguk.
"Suka...atau suka...?"
desak Vito lagi sambil meraba selangkangan pesenam belia dari Sumsel itu.
Alat kelamin Obie tegang!
Vito langsung menggamit dagu Obie
dan memandang wajah tampan atlet daerah yang langsung tersipu itu.
"Lu umur berapa sih,
Obie?"
"Mau delapan belas."
"Berarti lo udah cukup umur
buat ditelanjangin dong."
Vito jadi ingin menyelomot bibir
Obie, tapi kok kesannya agak-agak nggak macho gitchu. Vito langsung konsentrasi
untuk membugili Obie di situ juga dan saat itu juga. Selanjutnya...(ya terserah
mereka lha yauwww...!). Periksa di bagian dua, Bo!
Seperti biasa: Saran,usul, komentar,
ataupun protes (bayar seribu) layangkan ke: omsakti@hotmail.com