Minggu, 01 Desember 2013

ABG Bule di Ancol


By Gila Cowok

Top of Form
Bottom of Form
Saya paling senang berenang di Ancol, karena di sana banyak orang asing yang suka berenang. Suatu hari Minggu waktu lagi asyik-asyiknya "cuci mata" saya lihat ada ABG Bule sekitar umur 18-an (sama dengan saya) bercelana renang segitiga super ketat warna biru muda polos. Badannya yang atletis dan jendolan di depan cawat Speedo-nya membuat saya deg-degan. Saya perhatikan dia asyik berenang sendirian, agaknya dia hanya ditemani seorang perempuan agak tua yang lebih suka berjemur sambil membaca buku. Dengan modal bahasa Inggris yang lumayan (hasil 6 tahun kursus) saya berusaha mendekati cowok ganteng berrambut coklat dan bermata abu-abu itu.
"Hi...where are you from?" tanya saya ketika berhasil menjejerinya di kolam ombak.
"Dari Inggris...!" jawabnya dalam bahasa negeri Ratu Elizabeth. Ternyata dia begitu ramah. Sayapun langsung akrab dengan Dave. Begitu cepatnya kami akrab, saya sampai memberanikan diri untuk menyentuh kancut renang Dave sambil meledeknya, "You got big pee-pee!" (Burungmu besar). Dia tertawa saja. Malah lantas menanyakan apakah saya seorang homosexual. Saya agak kaget ditanya begitu. Untuk menutupinya saya balik tanya, "Are you?" (kamu?}. Saya sangat kecewa ketika dia menggelengkan kepalanya. Tapi tau-tau dia berbisik, "Tapi kamu boleh mengisap burung saya kalau kamu mau. Saya tidak mau mengisap punyamu, tapi!"
Langsung saya ajak Dave ke ruang pancuran pribadi yang sewa. Begitu masuk saya langsung berlutut di depannya dan menarik tali zwempak minim yang menggairahkan itu. Kemaluan Dave sudah setengah tegang.
"Isap!," perintahnya sambil memejamkan matanya. Tanpa disuruh dua kali langsung saya jilati alat kelamin remaja Inggris yang panjang dan besar itu. Kemudian sayapun langsung sibuk mengisapinya. Jari-jari saya mencekali buah-buah pelir Dave yang besar-besar. Hidung saya sampai menyentuh bulu-bulu jembutnya. Setelah sekitar 10 menit saya memuluti kelelakian Dave terasa benda jantan itu mulai berdenyut-denyut.
"Telan maninya..unnggghhhhh.....!" desahnya sebelum mulai meyemprotkan spermanya ke kerongkongan saya. Dengan patuh saya reguk saripati Dave tanpa sisa.
"Kamu pintar mengisap kontol. Lebih hebat dari paman saya, malah," katanya sebelum kami ke luar kembali ke kolam renang. Barulah saya jelas bahwa Dave sudah beberapa kali dihisap pelernya oleh pamannya sendiri ketika ia mulai meremaja. Tapi dia tetap tidak merasa ingin menjadi homo. Membiarkan saya mengulum auratnya saja saya sudah bahagia sekali. Saya selalu terkenang Dave setiap kali saya berenang di Ancol dan sibuk mencari-cari pria tampan yang mau saya ajak main ke pancuran pribadi sewaan saya. Sampai ketemu di kolam renang Ancol!