By Victor
Sore itu, sepulang dari kampus,
Adrian betul-betul kelelahan. Setiba di tempat kosnya, dia langsung ke kamarnya
mengambil handuk dan menuju ke kamar mandi! Sudah sejak di kampus, dia merasa
kepalanya gatal, dan baru dia sadar bahwa sudah saatnya dia keramas. Tapi ketika
tiba di kamar mandi, setelah ia membuka seluruh pakaiannya, dia menemukan bahwa
shampoonya habis! "Ah, sial!!" umpatnya di dalam hati.
Akhirnya dia hanya siraman di kamar
mandi itu tanpa keramas. Setelah itu dengan hanya memakai handuk ia keluar dari
kamar mandi.
Sekeluar dari kamar mandi, matanya
tertuju ke arah meja telepon dan di sana ia menemukan sebuah selebaran tentang
salon dekat tempat kosnya yang baru saja dibuka. Di selebaran itu dituliskan
bahwa ada diskon 20% selama seminggu dan salon itu dibuka dari jam 9 pagi
sampai 7 malam. Adrian langsung melihat ke jam dinding di tempat kosnya itu.
"Wah, sudah jam 7 kurang limabelas!! Apa salon itu masih mau terima saya
ya??" pikirnya.
Akhirnya tanpa pikir panjang, dia
langsung mengenakan celana jeansnya (tanpa underwear) dan memakai kemeja dari
bahan kaos warna hijau yang ketat melekat di tubuhnya, sehingga menonjolkan
garis lekukan otot-otot di bagian dadanya. Tidak lebih dari 5 menit, Adrian
sudah tiba di salon itu.
Salon itu tampak rapih dan penataan
ruangnya begitu baik. Hanya saja pintu rolling doornya sudah ditutup separuh.
Adrian masuk ke dalamnya dan salon itu tampak sepi, hanya ada 1 orang pria di
dalamnya. Rupanya dia adalah Joni, pemilik salon itu. Adrian
bertanya,"Saya mau creambath, apa masih bisa??" Jawab orang
itu,"Oh...masih bisa!!" sambil ia memandang tubuh Adrian yang
tampak begitu menarik!
Lalu ia mulai mencuci rambut Adrian.
Adrian bertanya kepada Joni," Lho, apa kerja sendirian di salon ini?"
Joni menjawab," Enggak...hanya saja karyawannya sudah pulang semua!
Sebenarnya sih udah mau tutup, tapi karena belum tepat jam 7, jadi kita masih
bisa melayani, apalagi malam ini saya bermalam di sini!" Ketika sedang
mencuci rambut, tangan Joni yang kuat memijat-mijat kepala Adrian, sehingga
Adrian keasyikan luar biasa. Lalu ia beri komentar, "Wah, pijatannya
enak,ya!!" Mendengar pujian dari Adrian, Joni makin menguatkan pijatannya.
Setelah selesai dikeramas, Adrian
didudukkan di sebuah bangku depan cermin dan rambutnya yang basah dikeringkan
dengan handuk oleh Joni. Sebelum mulai mengambil cream untuk rambut Adrian,
Joni menuju ke pintu dan membalikkan papan kecil di pintu sehingga tampak
tulisan 'closed' dari luar. Lalu Joni mengunci pintu bagian dalam salon itu.
Adrian duduk sambil membaca majalah-majalah yang ada di depan tempat duduknya.
Adrian bertanya,"Lho, sudah ditutup, ya? Saya 'pasien' terakhir, dong!!?
Ha..ha...ha" Joni menjawab sambil tersenyum,"Iya, soalnya sudah jam
tujuh!"
Joni mengambil cream NR dan
mengoleskannya pada rambut Adrian dan mulailah ia beraksi memijat-mijat kepala
Adrian. Sambil memijat, Joni bertanya kepada Adrian," Tinggal di
mana?" "Oh, saya kos! Tempat kos saya kira-kira lima rumah dari salon
ini!" Lalu Joni menjawab," Oh, kalau gitu dekat dong!"
Joni memijat bagian atas kepala
Adrian, lalu menuju ke bagian belakang lehernya. Adrian betul-betul menikmati
pijatan Joni. Lalu ia berkata,"Wah, kalau pijat kepala aja begini enak,
gimana kalau pijat badan!! Pasti lebih enak,ya!?" Joni hanya tersenyum mendengar
pujian Adrian. Ketika tiba pada bagian belakang leher Adrian, Joni
berkata,"Apa punggungnya mau dipijat?" Adrian langsung
bilang,"Wah, kalau bisa sih seluruh tubuh saya,deh! Soalnya lagi
capek, nih!!"
Joni langsung permisi untuk membuka
satu kancing atas baju kemeja Adrian. Tanpa diduga, Adrian langsung membuka
tiga kancing sekaligus, sehingga Joni agak kaget. Tapi ia tidak memperlihatkan
keterkejutannya di hadapan Adrian, dan terus melakukan tugasnya. Lalu Joni
mulai memijat pundak Adrian dan menuju ke punggung dan pinggangnya sambil
Adrian tetap dalam posisi duduk.
Lalu Adrian menawarkan kepada
Joni,"Wah, bagaimana kalau saya buka saja kemeja saya...daripada kena
cream, nanti kotor! Maklumlah kalau anak kos musti cuci baju sendiri!"
Joni tidak keberatan, dan ia mengambil handuk yang ada di pundak Adrian, lalu
Adrian melepaskan kemejanya. Jantung Joni mulai berdegup kencang dan merasakan
ada sesuatu yang menonjol di bagian depan celananya.
Joni meneruskan memijat punggung
Adrian sampai bagian pinggangnya, sementara bagian kepala Adrian sudah ditutup
dengan handuk hangat. Lalu tiba pada bagian depan dari pundak, Joni mengoleskan
sedikit cream di bagian itu dan memijatnya. Lalu tangannya menuju pada bagian
dada,...dan ketika tiba pada bagian puting susu Adrian, Joni begitu terkejut,
karena bagian itu menegang dan semakin terusap oleh tangan Joni, semakin Adrian
menikmatinya dan tanpa sadar, alat vital Adrian makin menegang, dan Joni hanya
mengamati saja sambil tersenyum.
Setelah selesai di bagian dada, Joni
kembali lagi memijat bagian bawah dari pinggang Adrian, persis dekat batas
pinggang celana jins-nya. Ketika tangannya menyentuh bagian itu, Adrian
menanyakan,"Wah, sebaiknya saya tengkurap saja,ya!? Apa ada kasur,
sehingga saya bisa berbaring?" Joni menawarkan,"Bagaimana kalau
pijatnya dilakukan di ruang belakang, tempat biasa untuk luluran?" Adrian
bilang,"Wah, kenapa enggak bilang dari tadi?"
Mereka menuju ke ruang itu, dan
'cream-bath' itu dilanjutkan, posisinya masih Adrian dalam keadaan tengkurap
dan masih di bagian pinggang bawah, kali ini Joni yang mengatakan,"Maaf,
mas...bisakah saya buka celananya sedikit? Supaya enggak kotor kena
cream!!"
Adrian mengangguk sambil
bilang,"Silakan...biasanya saya kalau pijat juga enggak pake apa-apa! Kan
sama-sama laki,ya!!?" Lalu Adrian membuka ritsluiting celana jins-nya
sambil tetap tengkurap dan Joni menurunkan celana itu. Ketika mulai
menurunkannya, ia terhenyak sejenak, karena mengetahui kalau Adrian tidak
memakai CD alias celana dalam!! Joni bertanya, "Lho, kamu enggak pakai
underwear, ya?!" Adrian bilang," Biasa kok! Enggak apa! Oh
ya...sekalian deh buka aja celana saya, lebih enak enggak pakai celana
sekalian!!" Joni menurut saja dan membiarkan 'pasien'nya itu tertelungkup
dalam keadaan tanpa busana dan alat vitalnya makin menegang dan mulai sedikit
basah!
Setelah selesai di bagian belakang
tubuh, Joni mempersilakan Adrian untuk membalikkan tubuhnya. Tanpa menunggu
lama, Adrian membalikkan tubuhnya dengan tidak malu sedikitpun, dan 'barang'nya
sudah menegang sekali. Joni meneruskan memijat di bagian dada dan perut. Ketika
Joni memijat bagian itu, Adrian merasakan kenikmatan luar biasa dan tangan
Adrian meremas alat vital Joni yang masih ditutupi celana panjangnya. Lalu
Adrian membuka ritsluiting celana Joni dan tak lama kemudian, mereka berdua
sudah ada dalam keadaan bugil.
Joni tetap memijat perut bagian
bawah Adrian dan Adrian meremas-remas dan menggocok alat vital Joni. Lalu Joni
juga memijat bagian alat vital Adrian dan Adrian betul-betul merasakan
kenikmatan luar biasa, dan ia langsung mengisap alat vital Joni, sambil
tangannya mengusap-usap puting susu Joni. Keduanya betul-betul saling menikmati
tubuh masing-masing dan cream yang biasa digunakan untuk creambath itu mereka
pakai sebagai alat yang makin membawa mereka sampai ppada puncak kenikmatan
Kemudian mereka saling tindih
menindih dengan posisi berlawanan, Adrian menghadap dan mengisap alat vital
Joni, begitu pula sebaliknya. Akhirnya setelah terus masing-masing
menggoyangkan tubuhnya sambil bersalutkan cream,
maka........."Ahhh...ahhhh...ahhhh" teriak keduanya dan keluarlah
cairan putih hangat dari alat vital mereka masing-masing pada waktu yang hampir
bersamaan dan cairan itu bercampur dengan cream itu.
Setelah itu mereka mandi bersama
sambil berpelukan dan berciuman dengan mesra sambil membersihkan tubuh mereka
dari dua macam 'cream' yang menyalut tubuh mereka.
Setelah berpakaian, Adrian
bertanya,"Berapa tarif creambath-nya, Jon?" Joni tersenyum sambil
berkata, "GRATIS!....krim kamu sudah mengganti harga cream saya!!"
Sebelum berpisah mereka berangkulan dan sejak itu, Adrian sering cream bath di
salon baru itu khususnya ketika menjelang jam 7 malam!!!