Sabtu, 07 Desember 2013

Hugs and Kisses in a Friendship


By Victor
Top of Form

Bottom of Form
Sudah sejak lama Iwan dan Yanto bersahabat. Sekalipun usia mereka terpaut 2 tahun, bagi mereka itu tidak jadi masalah!
Awal mula persahabatan mereka adalah sejak Iwan duduk di bangku SMU kelas 2, dia berkenalan dengan Yanto dalam sebuah kelompok paduan suara remaja.
Iwan saat itu berumur 17 tahun dan Yanto 15 tahun. Tapi Yanto bertubuh lebih besar dengan tinggi sekitar 1.80 m. Sedangkan Iwan hanya sekitar 1.70 m.
Perkenalan merekapun tidak disengaja. Waktu itu, karena sering bertemu untuk latihan paduan suara, mereka sering pulang berdua, makan berdua dan jalan-jalan berdua.
Mereka sering berbagi cerita tentang diri mereka, keluarga mereka.
Yanto sering bercerita tentang orangtuanya yang sering ribut dan ingin bercerai, apalagi ayahnya punya 'simpanan' sehingga membuat ibunya kecewa dan sering mengadu pada Yanto sebagai anak sulung.
Iwan pun suka menghibur Yanto dengan mengajaknya pergi jalan-jalan, nonton di bioskop dan makan bersama. Semakin dekat mereka makan semakin intim hubungan mereka, bahkan Iwanpun sering bermalam di rumah Yanto.
Mereka makin terbuka satu dengan yang lain, dan mulai berbicara tentang masalah yang paling pribadi, yaitu seks. Waktu pertama kali berbicara tentang masalah itu, Yanto agak rikuh dan canggung, karena dia tidak biasa membicarakannya.
Tapi Iwan selalu menimpali,"Ah, kamu ini! Hal-hal begituan wajar kalau kita bicarakan! kan kita bukan anak kecil lagi!!" Akhirnya Yanto pun mulai terbuka menceritakan hal ini. Ia juga bercerita tentang pengalamannya melihat orangtuanya berhubungan badan waktu ia kelas 5 SD.
Sedangkan Iwan menceritakan bagaimana ia pertama kali ejakulasi waktu bermain gulat dengan adik prianya, dan itu adalah pengalaman yang tak terlupakan. Ia juga bercerita tentang pengalaman pertamanya melihat film biru waktu kelas 5 SD. Jelas sekali kalau Iwan lebih berpengalaman dan terbuka dibandingkan Yanto.
Mereka juga bercerita tentang kegiatan yang sering dilakukan oleh remaja pria pada umumnya, yaitu masturbasi. Ketika mereka bercerita tentang hal ini, tidak ada sedikitpun dalam pikiran mereka untuk melakukan hubungan badan.
Suatu malam ketika tidur bersama di rumah Yanto, tanpa disengaja, karena ranjang yang mereka tempati tidak terlalu besar, Iwan tidur begitu dekat dengan Yanto. Mula-mula mereka tidur dengan saling membelakangi, tapi kemudian Iwan berbalik sehingga menghadap ke punggung Yanto. Sementara itu Yanto pun berbalik sehingga mereka dalam posisi berhadap-hadapan. Karena biasa tidur dengan menggunakan guling, Iwan langsung saja memeluk Yanto dan menganggapnya seperti guling.
Dan karena jarak yang begitu dekat, wajah Iwan menempel pada wajah Yanto di bagian pipinya. Mereka masih belum terbangun, malah makin pulas tidur. Lama-lama, tanpa sadar ketika mereka masing-masing menggerakkan wajah mereka, bibir mereka saling bertemu. Lalu Iwan sedikit menggerakkan mulutnya...rupanya Yanto merasakan ada sesuatu yang lain ketika bibir mereka bertemu, dan ia pun terjaga dari tidurnya. Lalu, seperti suatu refleks, Yanto mengeluarkan lidahnya dan memasukkannya ke mulut Iwan.
Hal ini disambut Iwan dengan juga mengeluarkan lidahnya dan akhirnya lidah mereka bertemu dan mereka saling mengulum. Ketika ciuman ini terjadi, muncul reaksi lain dalam tubuh mereka...alat vital mereka mulai menegang. Sekalipun mereka tidur dengan masing-masing mengenakan kaos oblong dan celana pendek, alat vital mereka makin menegang ketika bersentuhan. Jantung mereka berdua berdetak dengan begitu cepat. Lalu mereka berhenti sejenak dan saling berpandangan. Lalu mereka terdiam sejenak dan muncul perasaan bersalah, sehingga mereka menghentikan tindakan mereka.
Tapi itu tidak berlangsung lama, karena mereka saat itu menyadari bahwa mereka adalah sahabat dan tidak ada alasan untu menyembunyikan perasaan sayang mereka. Mereka kembali berpelukan dan kali ini lebih erat. Tangan Yanto mulai menyentuh dada Iwan dan membelai puting susunya, lalu menjilatinya. Lalu Yanto membuka kaos Iwan dan mulai menjilati puting susu Iwan.
Hal ini disusul dengan Iwan yang membuka kaos Yanto dan juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan kepadanya. Tangan mereka masing-masing membelai punggung dan dalam posisi berpelukan mereka mulai saling menggesek-gesekkan alat vital mereka. Karena sudah tidak kuasa menahan hasrat yang begitu dalam dari jiwa muda yang menyala-nyala, mereka saling membuka celana pendek mereka dan celana dalam mereka, sampai mereka telanjang bulat di ranjang itu.
Ciuman mereka yang berawal dari ketidaksengajaan menjadi ciuman yang penuh hasrat dan bukan saja di bagian dada, tapi makin menuju ke seluruh tubuh mereka bahkan ke alat vital mereka. Mereka saling menciumi seluruh bagian tubuh mereka dengan lembut dan hangat.
Ketika tiba pada perut bagian bawah, mereka akhirnya mulai saling mengisap alat vital. Semula Yanto keberatan, tapi karena Iwan melakukannya dengan lembut, maka Yanto membiarkan Iwan melakukannya, sampai akhirnya memancarlah semprotan putih kental dari alat vital Yanto yang diikuti dengan desahan yang cukup keras. Iwan terus mengisap dan ia meminum semprotan hangat itu. Dan selanjutnya tiba giliran Yanto yang melakukan hal yang sama pada Iwan dan semprotan itupun ditelan Yanto dengan bergairah!!
Sungguh suatu pengalaman yang belum pernah terjadi pada diri mereka masing-masing sepanjang persahabatan mereka.
Lalu mereka kembali mengenakan pakaian mereka masing-masing dan melanjutkan tidur mereka. Keesokan paginya, sebangun mereka dari tidur, mereka kembali berpelukan. Yanto bertanya kepada Iwan,"Maafkan aku, Wan, untuk kejadian semalam!!"
Iwan menjawab,"Ah, tidak apa-apa lah! Yang penting kita tidak jadikan itu kebiasaan,ya!?" Lalu mereka makin mengeratkan pelukan mereka dan setelah mandi, mereka pergi kembali berjalan-jalan bersama.
Sejak itu persahabatan mereka jadi makin dalam dan mereka makin saling mengasihi seperti mereka mengasihi diri mereka masing-masing!