By Victor
Sudah sejak lama Iwan dan Yanto
bersahabat. Sekalipun usia mereka terpaut 2 tahun, bagi mereka itu tidak jadi
masalah!
Awal mula persahabatan mereka adalah
sejak Iwan duduk di bangku SMU kelas 2, dia berkenalan dengan Yanto dalam
sebuah kelompok paduan suara remaja.
Iwan saat itu berumur 17 tahun dan
Yanto 15 tahun. Tapi Yanto bertubuh lebih besar dengan tinggi sekitar 1.80 m.
Sedangkan Iwan hanya sekitar 1.70 m.
Perkenalan merekapun tidak
disengaja. Waktu itu, karena sering bertemu untuk latihan paduan suara, mereka
sering pulang berdua, makan berdua dan jalan-jalan berdua.
Mereka sering berbagi cerita tentang
diri mereka, keluarga mereka.
Yanto sering bercerita tentang
orangtuanya yang sering ribut dan ingin bercerai, apalagi ayahnya punya
'simpanan' sehingga membuat ibunya kecewa dan sering mengadu pada Yanto sebagai
anak sulung.
Iwan pun suka menghibur Yanto dengan
mengajaknya pergi jalan-jalan, nonton di bioskop dan makan bersama. Semakin
dekat mereka makan semakin intim hubungan mereka, bahkan Iwanpun sering bermalam
di rumah Yanto.
Mereka makin terbuka satu dengan
yang lain, dan mulai berbicara tentang masalah yang paling pribadi, yaitu seks.
Waktu pertama kali berbicara tentang masalah itu, Yanto agak rikuh dan
canggung, karena dia tidak biasa membicarakannya.
Tapi Iwan selalu menimpali,"Ah,
kamu ini! Hal-hal begituan wajar kalau kita bicarakan! kan kita bukan anak
kecil lagi!!" Akhirnya Yanto pun mulai terbuka menceritakan hal ini. Ia
juga bercerita tentang pengalamannya melihat orangtuanya berhubungan badan
waktu ia kelas 5 SD.
Sedangkan Iwan menceritakan
bagaimana ia pertama kali ejakulasi waktu bermain gulat dengan adik prianya,
dan itu adalah pengalaman yang tak terlupakan. Ia juga bercerita tentang
pengalaman pertamanya melihat film biru waktu kelas 5 SD. Jelas sekali kalau
Iwan lebih berpengalaman dan terbuka dibandingkan Yanto.
Mereka juga bercerita tentang
kegiatan yang sering dilakukan oleh remaja pria pada umumnya, yaitu masturbasi.
Ketika mereka bercerita tentang hal ini, tidak ada sedikitpun dalam pikiran
mereka untuk melakukan hubungan badan.
Suatu malam ketika tidur bersama di
rumah Yanto, tanpa disengaja, karena ranjang yang mereka tempati tidak terlalu
besar, Iwan tidur begitu dekat dengan Yanto. Mula-mula mereka tidur dengan
saling membelakangi, tapi kemudian Iwan berbalik sehingga menghadap ke punggung
Yanto. Sementara itu Yanto pun berbalik sehingga mereka dalam posisi
berhadap-hadapan. Karena biasa tidur dengan menggunakan guling, Iwan langsung
saja memeluk Yanto dan menganggapnya seperti guling.
Dan karena jarak yang begitu dekat,
wajah Iwan menempel pada wajah Yanto di bagian pipinya. Mereka masih belum
terbangun, malah makin pulas tidur. Lama-lama, tanpa sadar ketika mereka
masing-masing menggerakkan wajah mereka, bibir mereka saling bertemu. Lalu Iwan
sedikit menggerakkan mulutnya...rupanya Yanto merasakan ada sesuatu yang lain
ketika bibir mereka bertemu, dan ia pun terjaga dari tidurnya. Lalu, seperti
suatu refleks, Yanto mengeluarkan lidahnya dan memasukkannya ke mulut Iwan.
Hal ini disambut Iwan dengan juga
mengeluarkan lidahnya dan akhirnya lidah mereka bertemu dan mereka saling
mengulum. Ketika ciuman ini terjadi, muncul reaksi lain dalam tubuh
mereka...alat vital mereka mulai menegang. Sekalipun mereka tidur dengan
masing-masing mengenakan kaos oblong dan celana pendek, alat vital mereka makin
menegang ketika bersentuhan. Jantung mereka berdua berdetak dengan begitu
cepat. Lalu mereka berhenti sejenak dan saling berpandangan. Lalu mereka
terdiam sejenak dan muncul perasaan bersalah, sehingga mereka menghentikan
tindakan mereka.
Tapi itu tidak berlangsung lama,
karena mereka saat itu menyadari bahwa mereka adalah sahabat dan tidak ada
alasan untu menyembunyikan perasaan sayang mereka. Mereka kembali berpelukan
dan kali ini lebih erat. Tangan Yanto mulai menyentuh dada Iwan dan membelai
puting susunya, lalu menjilatinya. Lalu Yanto membuka kaos Iwan dan mulai
menjilati puting susu Iwan.
Hal ini disusul dengan Iwan yang
membuka kaos Yanto dan juga melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan
kepadanya. Tangan mereka masing-masing membelai punggung dan dalam posisi
berpelukan mereka mulai saling menggesek-gesekkan alat vital mereka. Karena
sudah tidak kuasa menahan hasrat yang begitu dalam dari jiwa muda yang
menyala-nyala, mereka saling membuka celana pendek mereka dan celana dalam
mereka, sampai mereka telanjang bulat di ranjang itu.
Ciuman mereka yang berawal dari
ketidaksengajaan menjadi ciuman yang penuh hasrat dan bukan saja di bagian
dada, tapi makin menuju ke seluruh tubuh mereka bahkan ke alat vital mereka.
Mereka saling menciumi seluruh bagian tubuh mereka dengan lembut dan hangat.
Ketika tiba pada perut bagian bawah,
mereka akhirnya mulai saling mengisap alat vital. Semula Yanto keberatan, tapi
karena Iwan melakukannya dengan lembut, maka Yanto membiarkan Iwan melakukannya,
sampai akhirnya memancarlah semprotan putih kental dari alat vital Yanto yang
diikuti dengan desahan yang cukup keras. Iwan terus mengisap dan ia meminum
semprotan hangat itu. Dan selanjutnya tiba giliran Yanto yang melakukan hal
yang sama pada Iwan dan semprotan itupun ditelan Yanto dengan bergairah!!
Sungguh suatu pengalaman yang belum
pernah terjadi pada diri mereka masing-masing sepanjang persahabatan mereka.
Lalu mereka kembali mengenakan
pakaian mereka masing-masing dan melanjutkan tidur mereka. Keesokan paginya,
sebangun mereka dari tidur, mereka kembali berpelukan. Yanto bertanya kepada
Iwan,"Maafkan aku, Wan, untuk kejadian semalam!!"
Iwan menjawab,"Ah, tidak
apa-apa lah! Yang penting kita tidak jadikan itu kebiasaan,ya!?" Lalu
mereka makin mengeratkan pelukan mereka dan setelah mandi, mereka pergi kembali
berjalan-jalan bersama.
Sejak itu persahabatan mereka jadi
makin dalam dan mereka makin saling mengasihi seperti mereka mengasihi diri
mereka masing-masing!