By Endit
Kenalkan, namaku Jacky, gue mahasiswa tingkat pertama disebuah universitas swasta terkenal di Jakarta, umur gue sekitar 19 tahun. Kata orang sih gue anaknya ganteng juga.. plus imut-imut.. banyak yang bilang gue mirip pemain jinny oh jinny.
Malem minggu harusnya orang-orang
muda pada pergi keluyuran kemana aja, sedangkan gue.. ahh.. sendiri! gue baru
puutus ama pacar gue si Rini yang bawel itu. Ahh.. biarin putus..yang penting
sekarang gue bebas.
Cari temen semuanya udah punya acara
sendiri-sendiri, pikir-pikir gue jalan-jalan aja cuci mata ke mall. ya..
itung-itung siapa tahu ketemu jodoh.
Gue pake levis gue.. sama kaos ketat
aja biar praktis sekaligus mempertontonkan dada gue yang
bidang..he..he....he...
Sampai disana, muter-muter ampe
bosan akhirnya gue pikir gue nonton aja. Ya udah gue langsung ngacir ke bioskop
dan sebelom beli karcis liat-liat poster film dulu.
Belom semua poster gue lihat,
rasa-rasanya kemudian gue ngerasa ada yang memperhatikan gue, langsung aja gue
bales plototin, seorang cowok, gue tebak umurnya sekitar 30 tahunan. Memakai
kemeja lengkap celana pantalonnya, rapi sekali.
Ternyata dia bales tersenyum sambil
ngedeketin gue.
"Mau nonton dik?" tanyanya
sambil mengulurkan tangan. Langsung gue bales jabat tangan sambil ngejawab
sekenanya, "ya!"
"Wah kebetulan... saya punya
dua karcis nih.. tadi saya nunggu temen saya, tapi barusan dia telepon katanya
nggak jadi datang, jadi daripada mubazir..kita nonton bersama ya..."
ajaknya sambil meraba HP dibalik saku celananya.
Gue langsung tertarik mendengar
ajakannya dan gue pikir..lumayan juga nonton gratis. Lagi krismon gini.
"Wah..makasih mas, tapi oke
juga deh," jawab gue sambil mamerin senyum manis gue.
Dari situ akhirnya kami kenalan,
ternyata namanya Budi, kerja di kontraktor dan pulang ke Tebet. Sebenernya gue
agak nggak enak juga, setiap ngomong, matanya pasti menatap tajam ke gue.. tapi
gue nggak kepikir apa-apa sih.
Akhirnya kami masuk bioskop dan agak
terkejut juga pas tahu ternyata kursi yang dipilih adalah kursi paling ujung, paling
atas. Gue langsung inget ama Rini mantan gue, kalau kita bedua nonton pasti
milih kursi sudut..biar bisa assyik.
Sambil terus ngobrol-ngobrol sembari
nenggak coke yang tadi telah dibeli kita terus ngobrol ngalor-ngidul..
kadang-kadang Budi megang tanggan gue.. sedikit ngeremes, tapi gue biarin aja.
Setelah lampu dipadamkan, gue
kemudian sudah konsentrasi siap-siap nonton, gue juga perhatiin ternyata
penontonnya malem ini nggak tahu nya sepi banget, bisa diitung pake jari.
Belom seperempat film maen,
tiba-tiba gue rasain ada yang ngeraba paha gue, gue shock juga sambil mandangin
Budi.
"Jack, eloe mau ngerasain nggak
kenikmatan yang bakal membawa ke surga?" bisik Budi. Gue bisa merasain
bibirnya nyentuh daun telinga gue.
Gue nggak nyahut, cuma nelan ludah..
nggak bisa bilang iya atau nggak. Langsung gue pikir, ooh... budi pasti Gay!
gue emang sering denger cerita banyak gay cari mangsa di mall-mall. Tapi baru
ini yang asli gue alamin sendiri.
Nggak tahu-tahu tangan Budi yang
kekar mengelus paha gue sampai ke selangkangan gue, kemudian pelan-pelan
meremas penis gue yang masih bersarang dibalik celana gue.
Sejenak..gue pikir gue mau
pergi..tapi hati kecil gue yang kecewa dengan Rini nyuruh gue buat biarin aja
apa yang mau dilakukan Budi, jujur aja gue sedikit terangsang oleh elusan itu.
Gue lihat dari balik kegelapan..
Budi mengangguk, gue masih nerawang meratiin dia, dan tak terasa tangannya
telah membuka ikat pinggangku dan membuka ziperku. Pelan-pelan tanggan budi
terus meraba penisku yang sudah separuh menegang.
Aku pura-pura nggak tahu walau
sedikit dag dig dug ketika kemudian aku sedikit beranjak membiarkan Budi
sedikit menurunkan celana jeansku hingga dengan leluasa ia meremas penisku
dibalik celana dalamku.
dengan perlahan Budi mulai melakukan
aksinya, dia meraba celana dalamku dari luar pelan dan terasa nikmat, tangannya
yang kekar mulai merambah kedalam celana dalamku dan ,...BREEEETT ditariknya
keluar batang kemaluanku yang sudah tegak berdiri, ,.... WOOOOOW,... serunya
berdesah, "Kontolmu besar Jack..", kulirik kemaluanku dengan ujung
yang membonggol memerah dan berdenyut keras,.... " Ini punya manusia apa
kuda ?,...... tanyanya manja . "Punya manusia dengan ukuran kuda",...
jawabku terpejam dan pada saat itu pula kulihat ujung kemaluanku sudah masuk
dalam mulut Budi,..Memang kabarnya sih (enggak GR lho , pada waktu luang aku
mencoba mengukur kemaluanku ternyata memiliki panjang 17,5 cm dan lingkarnya
cukup segenggaman tangan normal, dan kalu aku pakai celana dalam yang mini bila
sedang ereksi maka kepala kemaluanku akan menyembul dari celana dalam)
diempotnya sampai pipinya keluhatan cekung,... semangat sekali. Mataku terpejam
merasakan nikmatnya.
Benar-benar tak pernah kurasakan
kenikmatan seperti ini. Tanganku mengucek rambutnya sambil sesekali kutarik
rambutnya merasakan geli yang luar biasa. Tidak berhenti sampai disitu saja
telor kemaluanku tidak luput dari keganasan mulut Eni, terasa bergerinjal dan
licin.
Aku mengerang pelan hingga kedua
kakiku menendang-nendang kursi di depan (untung nggak ada orang) dan Budi
semakin gila memasukkan kemaluanku kedalam mulutnya dengan cepat keluar masuk
sampai terlihat otot kemaluanku semakin memerah .
Tak sabar akhirnya tangganku
meraihpenis Budi yang disampingku, sementara badannya membungkuk mengulum
kemaluanku. Sambil keenakan kucari penis Budi dan kudapatkan sebonggol kontol
yang mengeras dibalik celana pantalonnya. Gila, ternyata Budi tak bercelana
dalam! sebab bisa langsung kurasakan denyut kontolnya.
Segera kubuka zipernya hati-hati dan
kutarik keluar kontolnya yang dalam kegelapan dapat kurasakan sedikit basah
oleh sperma bening yang telah meleleh keluar.
kukocokkan kontol itu membuat Budi
sedikit terengah-engah sambil terus mengulum kontolku. Sementara aku terus
dengan liar mengocok-ngocok kontol itu.
Budi terus mengulum kemaluanku naik
turun sampai rasanya gue ngerasa nggak tahan lagi.
"Bud..gue udah mau
keluar..." bisik gue gelisah.
"Biarin biar gue
telen...." sahutnya sejenak berhenti mengulum kontolku.
Aku bisa bernafas sedikit lega
ketika Budi berhenti mengulum kontolku, tetapi langsung saja aku kelabakan
keenakan ketika Budi kembali dengan buas melahap kontolku tanpa ampun. Tak
tahan akhirnya... bretttttttttt!!!!!!! beberapa kali kurasakan spermaku
memancar dalam mulut Budi dan kurasakan Budi terus mengisap-hisap penisku
sampai ke kerongkongannya.
Rasanya habis cairan tubuhku
keenakan...betul-betul keenakan sementara tanganku masih mengocok kontol Budi.
Sementara Budi terus menghisap
kontolku dan spermaku kurasakan kontol Budi berdenyut dua kali dan tiba-tiba
muncrat pejunya yang hangat dan kental membasahi tanganku dan celananya.
" Uuos..sorry Bud..kamu bilang
dong!!!"
"Nggak apa-apa...Jack.."
sahut Budi sambil menyerahkan sapu tangannya.
Gue langsung ngelap tangan gue yang
berbau khas itu kemudian mengancingkan kembali celanaku. Ternyata film di depan
lagi seru-serunya, gue betul-betul nggak merhatiin gimana film yang tengah
main.
"Jack..gue ke wc dulu ya...mau
bersihin dulu ni..." bisik Jacky sambil mencium bibirku..... kubalas
ciuman itu. Sebentar tapi dalam.
Budi kemudian beranjak pergi dan
kurengguk coke ku sambil mengelap peluh di tubuhku. Tetapi sampai film usai dan
kutunggu di ruang tunggu, Budi nggak muncul-muncul juga. Dia hilang entah
kemana.
Budi, kemana kau... dan Sampai
sekarang kenangan indah itu terus terbayang. Saputangan biru milik Budi jadi
saksi.