By Indoboy
Surat Pembaca Majalah GAYa GAYa Plus
KISAH NYATA #0035
KONTOL PEMBANTU INDIA
Namaku Soleh. Orang orang
memanggilku Pak Soleh. Saya adalah orang yang berperawakan sedang. Tubuhku
tidak begitu tinggi, dan tidak terlalu pendek. Hampir biasa-biasa saja. Warna
kulitku kuning langsat, dengan dada yang sedikit berbidang . Umurku sudah empat
puluh, tapi masih rajin berolah-raga, terutama lari pagi.
Saya sudah tahu kalau saya ini
menyenangi sesama jenis sejak lama sekali. Kontolku selalu ngaceng kalo lihat
tubuhnya pekerja-pekerja bangunan di sekitar ru-ko saya. Tubuh mereka yang
hitam terpanggang terik matahari menambah nafsu birahiku. Tetek tetek hitam
yang kelihatan dengan dada terlanjang sangat mengasikkan. Melihat otot-otot
mereka yang menyembul ketika mengangkat besi-besi tua, sungguh menggairahkan.
Kali ini , saya akan menceritakan
pengalaman saya di Puncak. Suatu hari, saya diundang oleh teman saya untuk
menginap di villanya di puncak. Saya sih kegirangan sekali. Sesampainya di
Puncak, saya kagum melihat villanya yang lumayan besar, dengan taman depan yang
asri. Serasa di desa-desa saja.
" Mari Pak Soleh, pembantu saya
akan menunjukkan kamar Bapak. " kata teman saya, Pak Hasan, menunjuk
pembantunya. Dengan sigap, pembantu ini mengangkat koperku ke arah kamarku yang
berada di lantai dua. Saya pun mengikuti dari belakang .
Pembantu orang india ini bernama
Rajid. Umurnya kira-kira duapuluhan. Orangnya bermata lebar, berkumis hitam
lebat dan kurus tinggi. Kulitnya hitam legam dengan rambut hitam ikal
bergelombang. Semuanya serba hitam. Rajid hanya memakai celana pendek ketat
dengan kemeja lengan pendek . Kancing kemejanya dibiarkan terbuka dua , hingga
bulu-bulu dadanya yang hitam lebat menyembul keluar. Sangat menyemak
pemandangan. Tanpa terasa, kontolku sedikit ngaceng melihatnya.
"Ini , Pak, kamarnya. Pak Soleh
bisa istirahat dulu," kata Rajid sambil mempermisikan dirinya sendiri
keluar dari pintu.
Saya kemudian menghempaskan tubuhku
yang penat ke tempat tidur. Hmm. Nyaman sekali. Kulihat pemandangan di luar .
Bukit-bukit hijau nan indah. Sungguh pemandangan yang menakjubkan. Tapi
pikiranku trus melayang ke Rajid, pembantu India itu. Tanpa terasa, haripun
sudah beranjak sore. Sayapun terlelap.
Sehabis bangun, saya pun mandi dan
pergi ke ruang makan. Seusai makan malam dan ngobrol sejenak dengan Hasan, saya
pun beranjak kembali ke kamar. Tak lama kemudian , ada suara ketokan di pintu.
" Siapa?" tanyaku heran.
" Ini Rajid, Pak, mau mijet . Ini Pak Hasan yang mesen, biar Pak Solehnya
dipijitin."
Diriku yang kegirangan langsung
membukakan pintu buat Rajid. Dia pun masuk dengan membawa minyak balsem buat
memijat dan segelas air putih. Tetap memakai baju yang sama dengan hanya celana
pendek.
" Bapak tolong buka bajunya
ya," kata Rajid .
"Oh yah." kataku sambil
membuka kancing kancing bajuku .
" Celananya juga, Pak ,"
lanjutnya sambil membasahi telapak tangannya dengan minyak gosok.
Saya pun melorotkan celanaku. Dengan
hanya bercelana dalam putih, saya pun berbaring telungkup di atas tempat tidur.
Dengan sigap, Rajid duduk di sampingku dan mulai memijit-mijit pundak dan
belakang punggung ku.
Enak sekali. Setelah kira-kira 5
menit. Tanpa kusadari, pijitannya yang mula-mula kuat, berangsur angsur menjadi
belaian belaian halus, terutama di bagian lengan dan pundak. Kontolku yang lagi
ngaceng menjadi lebih tambah ngaceng lagi.
" Pak Soleh," bisik Rajid
ke telingaku.
" Yah??" kataku sekenanya.
" Pak Soleh, anunya mau
dipijit?" bisiknya lagi.
" Anunya yang mana?"
tanyaku lagi.
" Ini, burungnya Pak Soleh yang
lagi tegang," katanya tersipu-sipu sambil meraba kepala kontolku yang
menyembul dibawah pantatku. Tanpa terasa, batang kontolku yang menegang
menyembul keluar dari bawah pantatku karena saya berbaring telungkup.
Saya pun membalikkan badanku dan
berbaring telentang. Saya malu. Dengan tanpa sadar, tanganku ingin menutupi
kontolku yang sedang tegak berdiri, tapi dihalangi tangan Rajid yang duduk si
samping ku.
" Jangan Pak, biar saya pijit
aja, biar lebih mantap" katanya sambil memicingkan matanya dan menjulurkan
lidahnya tanda dia pun terangsang juga.
Reaksinya cepat sekali. Tanpa sadar
, tangannya yang berbulu lebat itu sudah memijit mijit batang kontolku yang
tegang menjulang perkasa. Kepala kontolku yang berbentuk jamur itu
dibelai-belai dengan jempolnya, sedangkan keempat jarinya yang lain
mengusap-usap batang kontolku yang keras tegang. Saya pun mengerang dibuatnya.
Sungguh geli tapi sangat enak. Tanpa terasa, cairan bening mengalir keluar dari
lobang kencing ku.
" Oh Rajid.." kataku
sempoyongan. Saya sudah sangat terangsang.
Dengan sigap, tanganku mulai
kujulurkan ke arah celana Rajid untuk meraba kontolnya. Ya Allah, kontolnya
yang tegang mendekam di dalam celananya. Kubuka kancing bajunya satu persatu.
Dadanya yang berbulu lebat bagaikan hutan rimba itu membuatku terpana. Ku
belai-belai bulu -bulu dadanya itu, lalu kuremas-remas buah teteknya yang besar
hitam itu. Rajid pun mendesah .
Akhirnya kubuka kancing celana
pendeknya. Kulorotkan dengan paksa dan Creng...burung Rajid yang tersekap di
balik celana dalam kuningnya, memental keluar bagaikan meriam yang mengacung
mau perang. Batang kontolnya hitam legam, besar sekali, dan tidak disunat.
Bentuknys eperti pisang raksasa. Dikelilingi dengan rambut-rambut hitam
panjang, kontol Rajid bagaikan tontonan yang sangat menakjubkan. Mengacung
ngacung bagaikan meriam.
Saya pun beranjak naik dan duduk di
samping tempat tidur. Kutarik pahanya yang berbulu lebat untuk mendekat ke
wajahku. Ditantangnya nafsuku dengan kontol raksasanya yang diacung-acungkankan
ke bibirku. Saya kemudian memegang batang kontolnya dan menarik kulit khitannya
ke arah belakang, tersembul keluar kepalanya yang merah daging, dengan cairan
bening menetes bagaikan air ledeng tersumbat.
Nafsuku tak tertahankan lagi.
Kujulurkan lidahku untuk menjilat cairan bening itu. Hmm rasanya sungguh enak.
Kujilat-jilat kepalanya. Mulutku kemudian kubuka untuk menelan seluruh batang
kontol hitam yang bau susu itu. Saya pun mengulum-ngulum, mengisap-isap sampai
mulutku berlepotan menahan kontol Rajid yang perkasa. Kulit khitannya yang
tebal itu kugigit-gigit. Uah..enak sekali. Kadang kadang kepala kontol Rajid
sampai menusuk ke kerongkongan ku..Ahh..sangat menakjubkan.
" Yah, isap itu kontol, Isap
trus... .yeah.." kata Rajid mengerang sambil memaju mundurkan pantatnya
yang hitam itu . Dijambaknya rambutku dan didorongnya kepalaku depan belakang.
Maju mudur berirama. Mataku terbelalak sambil menikmati isapan demi isapan .
Rajid mengerang semakin hebat.
Kontolnya semakin cepat dimasuk-keluarkan ke mulutku. Kepalaku semakin didesak
hebat dengan kedua telapak tangannya di belakang kepalaku dan rambutku
dijambaknya. Kontol Rajid terus menyerbu masuk keluar mulutku.
" Engg...ahhhh..."
erangnya hebat tiba-tiba.
" Minum.. nih... air susu.. ku
." lanjutnya terengah engah sambil memejamkan matanya.Tak disangka,
kontolnya Rajid tiba tiba berhenti menusuk. Menggelepar-gelepar dalam mulutku.
Tangan kekar Rajid menahan kepalaku hingga bibirku menyentuh rambut lebat di
pangkal kontolnya. Dan terjadilah. Saya merasakan cairan panas hangat mengisi
mulut dan kerongkonganku. Rajid trus mengerang hebat . Saya bisa merasakan air
spermanya Rajid yang bau peju ditembakkan hingga berkali-kali mengalir di dalam
mulutku . Ah...Kutelan dan kuteguk bagaikan minum susu. Susu India.
Tanpa terasa, kontolku pun tiba
-tiba menegang hebat. Tanpa terasa, tanganku yang sedari tadi mengocok-ngocok
kontolku sendiri, sudah membuahkan hasil. Kontolku menembakkan spermanya hingga
ke atas dadaku sendiri..Ahhh.. Sungguh memabokkan.
Malam itu saya minum susu enak. Hangat lagi. Air
susunya Rajid. Susu India